Jumat, 28 Agustus 2009

Delivery Pizza

Karena besok ada 3 mata kuliah yang diujikan dalam Ujian Akhir Semester. Maka terpaksa aku tidak keluar kamar untuk mencari makan malamku. Sengaja aku telp ke salah satu warung waralaba franchise pizza. Oh ya, namaku Nicky, asli Malang dan saat ini sedang kuliah semester 4 di salah satu PTS di Malang.Tiba-tiba saja terdengar bunyi bel pintu. Saat dibukanya pintu depan, Nicky menyadari bahwa pesanan pizza yang tadi di ordernya lewat telepon benar-benar diantarkan. Sang pengantar yang rupanya sedikit kehujanan terlihat agak mengigil. Nicky yang memang saat itu sedang sendirian di rumah karena kedua orangtua nya sedang ke luar kota, lalu mempersilahkan sang pemuda pengantar pizza itu masuk untuk menghangatkan badan.Nicky menanyakan kenapa sang pengantar, yang kemudian diketahuinya bernama Irfan, begitu basah. Irfan menerangkan mobil pengantar pizza-nya mogok. Sehingga berjalan kaki untuk mengantarkan pesanan pizza ini. Nicky menawarkan untuk mengeringkan baju sang pemuda itu karena hujan semakin deras di luar sana. Irfan yang juga menyadari hal itu lalu mengiyakan tawaran sang tuan rumah yang simpatik.Nicky lalu menyuruh Irfan melepaskan T-shirtnya dan mengeringkannya ke drier yang ada di belakang. Karena saat itu memang sedang sepi, Irfan mengiyakan ajakan Nicky tanpa berpikir panjang lagi. Irfan kemudian meletakkan pizza yang dibawanya ke meja tamu dan dia mulai melepaskan T-shirtnya yang basah. Karena Irfan cukup lama berada di luar dan kena hujan, kondisinya yang mengigil membuatnya agak susah untuk menggerakkan tangannya untuk melepas T-shirtnya. Nicky lalu menawarkan untuk membantunya. Irfanpun tanpa pikir panjang mengiyakan.Nickypun lalu berusaha membantunya. Tangan Nicky yang kekar itu lalu melingkar ke perut Irfan dan berusaha mengangkat bagian bawah T-shirt ke atas. Dikarenakan dekatnya badan kedua pemuda itu, seakan Nicky sedang merangkul Irfan, dan Irfanpun diam saja. Dengan cepat Irfan telah bertelanjang dada. Nicky yang begitu selesai melepaskan penutup tubuh Irfan langsung tertegun melihat bentuk badan Irfan yang begitu sempurna, atletis dan padat berisi itu. Putingnya yang sudah mengeras itu dikelilingi oleh beberapa helai rambut halus. Juga bagian dadanya yangbidang dan lebar itu ditumbuhi rambut rambut halus yang basah terus menyambung ke bagian perutnya dan ke bawah lagi terlihat bentuk perut Irfan yang rata dan keras.Irfan yang keturunan Arab itu juga memiliki wajah tampan, dengan hidung mancung dan rahang keras. Matanya yang tajam dengan alis tebal menatap Nicky sesaat, seakan memprotes kenapa dibiarkan tubuhnya kedinginan tanpa ditutupi sesuatu. Nicky yang seakan menyadari hal itu lalu dengan segera membawa T-shirt Irfan ke belakang untuk dikeringkan dan sekalian mengambil handuk kering untuk menyelimuti badan Irfan.Saat Nicky menyelimuti Irfan dengan handuk itu, badan Irfan yang kedinginan itu bersentuhan dengan badannya. Terjadilah transfer panas dari tubuh Nicky ke tubuh Irfan. Dan hal ini membuat Irfan semakin melekatkan badannya ke Nicky supaya memperoleh kehangatan lebih banyak. Nickypun yang sedari pertama melihat Irfan, juga merasa keenakan dipeluk oleh seorang pemuda tampan yang atletis ini."Irfan, gimana sekarang, apakah sudah lebih baikan ?" tanya Nicky setengah berbisik ke telinga Irfan. "Yah..mendingan sih...tapi celana saya masih basah juga, bisa nggak tolong dilepas juga?" pinta Irfan. Nicky tanpa pikir panjang lalu mulai mengarahkan tangannya ke retsluiting celana Irfan. Dengan cekatan Nicky mulai membuka celana Irfan dan melepaskan celana jeans ukuran 30 itu dari pemiliknya, meninggalkan celana dalam yang juga basah.Nicky yang sedang jongkok, tak membuang kesempatan melihat dari dekat bentuk bagian yang tersembunyi di balik celana dalam Irfan yang berwarna biru muda tipis itu. Tonjolan yang begitu besar dan ditumbuhi penuh bulu2 disekitarnya, telah membuat Nicky sesak napas sesaat, tertegun. "Irfan, celana dalam kamu juga basah, perlu di keringkan juga ?" kilah Nicky untuk menutupi keterkejutannya itu. Irfan hanya menganggukan kepalanya tanda menyetujui usul Nicky.Nickypun langsung melepas celana dalam Irfan itu, dan langsung benda yang tadinya tersembunyi di balik celana itu, langsung muncul dan tergantung persis di depan wajah Nicky. Irfan yang menyadari hal itu langsung menutupinya dengan kedua belah telapak tangannya, "maaf Mas," ujarnya. Nickypun mengiyakan, meskipun dalam hatinya kecewa, lalu menawarkan segelas kopi panas ke Irfan.Irfan yang sudah agak mendingan lalu melepas handuk yang menyelimuti badannya dan memindahkannya ke perutnya, sambil duduk untuk menikmati kopi panas buatan Nicky. Nickypun sudah agak santai dibandingkan pertama kalinya melihat bentuk badan Irfan. Keduanya terdiam saling menikmati kopi dan tidak tahu harus memulai pembicaraan apa pada kondisi seperti ini.Irfan pun lalu mencoba melihat2 lihat majalah di atas meja, dan mengambil salah satunya. Ternyata Nicky yang kelupaan menyimpan majalah Play Girl edisi terbaru itu, terkejut saat Irfan membukanya. Irfan rupanya tidak begitu terkejut melihat hal ini. Nicky semakin yakin bahwa Irfan adalah seorang gay seperti dirinya. Tapi Nicky masih menunggu reaksi lebih lanjut dari Irfan.Nicky lalu mencoba melihat tonjolan di balik handuk Irfan, dan mendapatkan bahwa tonjolan itu semakin membesar dibandingkan beberapa menit sebelumnya. Nickypun juga merasakan hal yang sama. Kontolnya juga sudah mengeras sedari tadi. Karena perhatiannya hanya tertuju ke arah kontol Irfan, Nicky tanpa sengaja menyenggol gelas kopinya dan menumpahkan isinya ke celana pendek yang dipakainya. "Auhhhhhh, panassss!!'" pekik Nicky, membuat Irfan secara spontan berusaha membantu dengan melepas celana Nicky.Rupanya Nicky yang tak memakai celana dalam itu telah mengeras kontolnya saat Irfan menarik celana dalamnya. Bersamaan itu pula handuk yang dikenakan Irfan terlepas karena tersangkut pegangan kursi. Irfan dengan cepat mengambil handuk itu dan membelitkan ke perutnya lagi, lalu segera membantu Nicky melap pahanya yang basah oleh kopi panas itu. Karena tumpahan kopi yang lumayan banyak, Nicky lalu berusaha membuka celana pendeknya untuk diganti dengan celana lain yang kering. Rupanya Nicky lupa kalau kontolnya lagi mengeras. Begitu celana pendek itu terbuka, batang berwarna kecoklatan penuh dengan otot dan berbulu lebat itu langsung nongol. Irfan tertegun sejenak, lalu memandang Nicky dengan pandangan yang lain. Nickypun juga menyadari hal itu. Irfan lalu melepat lilitan handuknya dan membiarkan kontolnya yang 8 inch itu mencuat dengan gagahnya.Keduanya saling memandang kontol lawan dan tanpa pikir panjang lagi mereka saling memeluk dan berciuman dengan eratnya. Irfan yang memiliki tubuh atletis itu langsung saja berusaha membuka kaos singlet Nicky dan dalam tempo singkat keduanya telah telanjang bulat saling berpelukan dan berciuman.Lidah keduanya saling menjelajahi mulut lawan dan tangan merekapun tak ketinggalan meremas apa saja yang ditemuinya."Ahhhhh...yeahhh.....mmmpppphhhhhhh....sssssshhhhhh" desah Nicky sambil meremas pantat Irfan yang bulat dan kenyal itu. Irfanpun tak mau ketinggalan dengan menyedot nyedot lidah Nicky dan meremas kontol Nicky yang telah mengeras 7 inch itu, sedangkan tangan satunya sibuk menggeitik buah pelernya. Nicky yang keenakan lalu merintih rintih. Irfan yang seakan mendapatkan mangsa empuk terus saja memompa nafsu birahi Nicky untuk mencapai puncaknya.Nicky lalu mengajak Irfan pindah ke kamarnya. Mereka dengan tetap berangkulan lalu melangkah ke dalam kamar Nicky yang hangat. Lampu kamar yang agak redup membuat nafsu mereka seakan terbakar lebih panas lagi. Nicky langsung mendorong tubuh telanjang Irfan ke atas kasurnya dan menindihnya. Ciuman Nicky yang membara telah menjelajah leher dan dada bidang Irfan. Jilatan lidah Nicky ke puting dan pusar Irfan telah membuat Irfan menggeliat geliat bak cacing kepanasan. Tangan dan lidah Irfanpun juga tak kalah liarnya meremas dan menjilati apa saja yang ditemuinya.Nicky mulai turun ke bagian bawah tubuh Irfan, ke bagian paling sensitif dari tubuh lelaki. Kontol Irfan yang mengeras itu mulai dijilatinya, dikulum dan di sedot-sedot, yang menimbulkan rintihan sang pemiliknya. Seluruh batang 8" itu dikulumnya sampai ke tenggorokannya. Nicky dengan lincahnya mengeluar masukkan kontol itu ke dalam mulutnya, sambil tangannya menggelitik buah peler Irfan. "Ougghhh...yeahhhh......nikmattt sekaliiii...teruskan.....oohh," rintih Irfan memelas. Nicky tak menghiraukan rintihan itu. Bagi dirinya justru rintihan itu membuat nafsunya kian memuncak.Setelah kurang lebih 5 menit berlalu, Irfan lalu berusaha menggapai kontol Nicky. Nicky yang menyadari hal itu lalu memindahkan pantatnya mendekati wajah Irfan. Permainan 69pun berlangsung. Irfan juga dengan rakusnya mengulum kontol Nicky dan meremas2 buah pantat Nicky yang padat dan kenyal itu. Bau rambut di pangkal batang kontol Nicky yang harum, membuat Irfan makin liar.Tiba2 saja Irfan mengejang, tusukan kontolnya ke dalam mulut Nicky makin dipercepat. Nicky menyadari bahwa Irfan akan mencapai klimaksnya, juga memompa kontolnya makin cepat ke dalam mulut Irfan. "Ahhh,,, enakkkkkk...Masss aku mo keluarrrrr.........aaahhhhh....sssssss, jerit Irfan. Nickypun merintih"Aku juga .......mau keluar....aahhhhhhhh."Gerakan pantat Irfan dan Nicky yang semakin menggila itu membuat ranjang spring bed seakan terkena gempa bumi. Bunyi per yang berderit derit tak mereka hiraukan. "Masssssss....keluarrrrrr......" jerit Irfan sambil membenamkan seluruh batang kontolnya ke dalam mulut Nicky sambil menyemprotkan cairan putih kental yang banyak sekali. Nickypun mencapai klimaksnya dengan semprotan cairan putih kental yang tak kalah banyaknya ke dalam mulut Irfan. Begitu banyaknya cairna itu membuat sebagian meleleh keluar dari mulut masing-masing. Baik Irfan maupun Nicky menelan semua cairan kenikmatan masing-masing pasangannya. Tanpa ada sisa sedikitpun.Suasana yang tadinya penuh rintihan dan jeritan, kini berubah menjadi tenang, hanya nafas memburu yang masih terdengar. Mereka telah kehabisan tenaga.Di luar masih terdengar hujan derasnya, membuat mereka semakin malas untuk bergerak. Irfan lalu memindahkan posisi tubuhnya dan memeluk tubuh Nicky. Mereka berpelukan, membiarkan pizza yang hangat menjadi dingin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar